Senin, 01 Maret 2010

Majelis Rasulullah SAW


Nama "Majelis Rasulullah." dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul saw sebagai Idola.

Imagehabib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Hb Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa *(mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa), dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.

Hb Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Hb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Hb Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.

Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw..

ImageMajelis kian memadat, maka Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Hb Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Hb Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat, bahkan Singapura, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas ke Jaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".

Semoga Allah memberikan anugerah kemudahan pada Hb Munzir Almusawa untuk terus menjadi Khadim Nabinya saw, memberikan padanya kesehatan Jasmani dan Rohani, dan selalu membimbingnya di Jalan yang di Ridhoi Allah swt, dan juga melimpahkan Anugerah Agung pada para aktifis Majelis Rasulullah khususnya, dan semua Pecinta Rasulullah saw pada umumnya, Amin.

Kritik & saran mengenai website ini dapat dikirim ke admin@majelisrasulullah.org

Alamat Majelis Rasulullah: Jl Cikoko Barat V, RT 03/05, No 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770). (Telfon 021-7986709)

Lokasi: Terakhir Diperbaharui ( Monday, 28 December 2009 )
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Friday, 22 January 2010
Akhir Wasiat Nabi Muhammad saw Kepada Umatnya
Senin, 18 Januari 2010


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمِنْبَرَ وَكَانَ آخِرَ مَجْلِسٍ جَلَسَهُ مُتَعَطِّفًا مِلْحَفَةً عَلَى مَنْكِبَيْهِ قَدْ عَصَبَ رَأْسَهُ بِعِصَابَةٍ دَسِمَةٍ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : أَيُّهَا النَّاسُ إِلَيّ َ، فَثَابُوْا إِلَيْهِ ثُمَّ قاَلَ : أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ هَذَا الْحَيَّ مِنَ اْلأَنْصَارِ يَقِلُّوْنَ وَيَكْثُرُ النَّاسُ فَمَنْ وَلِيَ شَيْئًا مِنْ أُمَّةٍ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عََلَيْهِ وَسَلَّمَ فاَسْتَطَاعَ أَنْ يَضُرَّ فِيْهِ أَحَدًا أَوْ يَنْفَعَ فِيْهِ أَحَدًا فَلْيَقْبَلْ مِنْ مُحْسِنِهِمْ وَيَتَجَاوَزْ عَنْ مُسِيِّهِمْ .

( صحيح البخاري )

Dari Ibn Abbas radhiyallahu ;anhuma berkata : Nabi saw naik ke mimbar beliau saw, dan itu adalah majelis terakhir beliau saw sebelum wafat, beliau berselimut dg kain tebal dilibatkan pd kedua pundak beliau saw, dan kepalanya diikat dg kain berminyak dan menghitam sebab obat, lalu beliau mungucap Hamdalah dan memuji Allah swt, lalu bersabda : “wahai kalian, kemarilah padaku kesemua kalian”, maka para sahabat berdesakan kepada beliau saw, lalu beliau bersabda : “Amma Ba;du, sungguh wilayah ini adalah wilayah Anshar, dan mereka akan semakin sedikit dan ummat akan semakin banyak, maka siapapun pemimpin dari Ummat Muhammad saw yg bisa membawa keburukan pada seseorang (kaum), dan bermanfaat bagi orang (kaum) lainnya, maka terimalah kebaikannya dan maafkan kesalahannya” (Shahih Bukhari)



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ واَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ...

Limpahan puji ke hadirat Allah subhanahu wata'ala Yang selalu bersama kita , Yang telah berfirman :

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

( الحديد : 4 )

" Dan Dia ( Allah ) bersama kamu dimana pun kamu berada , dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan " ( QS. Al Hadid : 4 )

Ia selalu bersama kalian dimanapun kalian berada , menghibur mereka yang ingin bertobat bahwa dia bersama Allah , memberi teguran kepada para pendosa bahwa mereka dilihat Allah , memberi hiburan kelembutan dan kasih sayang bagi yang beribadah bahwa ia bersama Allah , demikian jawaban Ilahi untuk semua jenis sanubari dan pemikiran bahwa Allah bersama kalian dimanapun kalian berada dan dalam keadaan apapun , baik dalam gelombang fikiran kegelapan atau keluhuran , Ia dekat dengan kita , bisa menimpakan musibah dan bisa menjauhkan musibah , bisa melimpahkan anugerah atau menyingkirkan anugerah . Maka beruntunglah mereka yang meminta , yang selalu menjawab seruan-Nya , yang selalu menjawab dengan Labbaikallahumma labbaik , ku datang kepada-Mu wahai Rabbi.. menyambut kelembutan dan kasih sayang-Mu , yang dengan itu alam semesta menyambutnya sebagai hamba yang dimuliakan Allah , jika dia telah dimuliakan Allah maka alam semesta dikenalkan untuk mengenal namanya , demikian riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ .

( رواه البخاري )

" Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata : “ Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “ Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini .” ( Shahih Al Bukhari)

Maka orang yang mau mencintai Allah dan menyayangi Allah berarti ia telah dicintai Allah karena ia tidak bisa mencintai Allah kecuali ia telah disetujui oleh Allah . Jika ia merindukan Allah berarti Allah juga telah rindu kepadanya sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsy :

إِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا

" apa bila hamba-Ku mendekatkan dirinya satu jengkal kepada-Ku , niscaya Aku mendekat kepadanya satu hasta "

Setiap kali kita rindu kepada Allah , maka Allah lebih rindu kepada kita . Jika kita ingin dekat dengan Allah , maka Allah lebih ingin dekat dengan kita , jika kita memohon pengampunan kepada Allah , belum selesai kesungguhan permohonan kita untuk diampuni tapi Allah telah mengampuni kita , demikian agungnya Sang Maha Pengampun Yang tidak membutuhkan panjangnya lisan untuk menyampaikan ucapan , dengan sekejap Allah melihat getaran jiwamu yang ingin kembali kepada-Nya yang ingin dekat kepada-Nya , maka kejap itu telah merubah sedemikian banyak ketentuan burukmu di masa mendatang .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketentuan Allah itu lebih cepat dari kedipan mata , maka beribu juta ketentuan berubah dalam kehidupan kita , betapa meruginya mereka yang terus menuruti keinginannya untuk semakin jauh dari Allah , berapa ribu juta kejadian buruk yang akan berubah mengarah kepadanya , dan berapa banyak kejadian baik yang akan menjauh darinya karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki kebaikan , karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki anugerah dan ia mendekat kepada kemurkaan-Nya .

Hadirin hadirat , maka mendekatlah dan sampailah kepada pintu kelembutan , aku dan kalian di malam hari ini dihadirkan karena rindu dengan kelembutan-Nya , kita telah diberi kesempatan hadir dan kita telah berada dalam payung kelembutan-Nya , jangan lemparkan fikiran kita keluar dalam kehinaan tetapkan di dalam payung cahaya kelembutan Ilahi , dan jangan berhenti berdoa sebab mereka ahlul ma'rifah billah berdoa dan beristighfar untuk setiap nafasnya yang tidak rindu kepada Allah . " Ya Allah ampuni dosa-dosaku , ampuni nafas-nafasku yang tidak rindu kepada-Mu di masa lalu " , demikian keadaan mereka . Dimana keadaanku dan keadaan kalian , di mana shalatku dan shalat kalian ?! . Mereka ketika melakukan sujud maka sanubarinya dipenuhi cahaya sujud , mereka ruku' jiwanya dipenuhi dengan cahaya ruku' , mereka mengucapkan :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

" Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya "

Lalu membaca doa setelah ruku' :

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ .

" Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak , yang baik dan penuh dengan berkah , (Aku memuji-Mu dengan) pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi , sepenuh apa yang di antara keduanya , sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu "

Kita bisa bayangkan bagaimana balasan Allah terhadap ucapan itu , balasannya sepuluh kali lebih besar dari ucapan itu hingga 700 kali lipat , salahkah jika kita mengucapkannya satu atau dua detik dan mendalami maknanya ?! . Dan didalam sujud kita mngucapkan :

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلَأعْلَى وَبِحَمْدِهِ

" Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi "

Betapa tingginya keagungan nama Allah Yang Maha Tinggi , Alam semesta beserta isinya tidak menyamai keagungan nama Allah Yang Maha Tinggi , kita mendapatkan pahalanya dan dikalikan 10 hingga dikalikan 700 , kalau shalat berjama'ah maka dikalikan 27 , jika memakai siwak dikalikan 70 , MasyaAllah!!! Wahai Yang Maha Dermawan kedermawanan-Mu tidak tertahan , Wahai Yang Maha Baik kelembutan-Mu dan kebaikan-Mu terus berlimpah , namun beri kami kesadaran betapa indahnya Engkau wahai Allah , jiwa ini sering lupa dan terpejam dari hal-hal yang luhur .

Hadirin hadirat ynag dimuliakan Allah
Sampailah kita pada malam hari ini dalam tuntunan mulia sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , orang yang paling berlemah lembut diantara semua makhluk Allah . Tidak ada satu makhluk pun yang lebih berkasih sayang lebih dari sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , sebagaiman firman Allah :

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

( القلم : 4 )

" Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur " . ( QS. Al Qalam : 4 )

Dan beliau itu adalah nabi yang rauuf ar raahim , dan tidak diberikan gelar itu kepada makhluk lainnya kecuali nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa pada kitab Taurat dijelaskan tentang sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

لاَ يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ وَلَكِنْ يَعْفُوْ وَيَصْفَحُ

" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membalas kejahatan dengan kejahatan , tetapi memaafkan dan mengampuni " .

Ini salah satu ciri-ciri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , dan semoga ciri-ciri itu kita warisi pula . Ya Allah penuhi jiwa kami dengan jiwa pemaaf , penuhi jiwa kami dengan jiwa yang selalu ingin mengampuni , yang dengan itu Kau penuhi hari-hari kami dengan cahaya pengampunan-Mu , Ya Rabbi . Dan dijelaskan pula di dalam Taurat :

وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللهُ تَعَالَى حَتَّى يُقِيْمَ بِهِ الْمِلَّةُ اْلعَوْجَاء بِأَنْ يَقُوْلُوْا لَا إِلهَ إِلَّا الله وَيَفْتَحُ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا وَآذَانًا صُمََّا وَقُلُوْبًا غُلْفًا .

" Allah tidak akan mewafatkannya sampai ditegakkan agama yang telah diselewengkan sehingga mereka berkata " Laa ilaaha illallah " dan dengan itu akan membuka mata yang buta , membuka telinga yang tuli dan membuka hati yang gelap dan mati "

Demikian riwayat Shahih Al Bukhari bahwa di dalam Taurat dijelaskan tentang sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ; beliau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan , tetapi memaafkan dan mengampuni , dan beliau tidak akan wafat sampai beliau menegakkan Aqidah yang telah diselewengkan , sampai manusia mengenal kalimat " Laa ilaaha illallah " . Dan tuntunan nabi Muhammad shallallahu 'alihi wasallam membuka mata yang buta , membuka telinga yang tuli dan membuka hati yang gelap dan mati . Hadirin hadirat , bukan berarti orang yang buta matanya akan bisa melihat dengan tuntunan , tentunya bukan itu maksudnya . Yang dimaksud adalah , ketika seseorang telah sampai kepadanya tuntunan Sang Nabi maka ia akan melihat hal-hal yang dimuliakan Allah , hal-hal yang dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala . Ketika ia melihat kenikmatan maka ia bersyukur , ketika ia melihat musibah maka ia berdoa . Demikian indah penglihatannya , terbuka penglihatannya kepada keluhuran sehingga sampailah ia kepada derajat ahlul ihsan , yaitu :

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

" Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu ."

Orang seperti ini yang dimaksudkan adalah orang yang buta menjadi melihat bahwa alam semesta ini ada pemiliknya , barat dan timur ini ada pemiliknya , penglihatannya ada yang menciptanya hingga ia mengenal Allah , dan ia senang mendengar hal-hal yang mulia . Berbeda di telinganya antara mendengar nama Allah dengan mendengar nama makhluk . Ia asyik jika mendengar nama Allah , ia kurang senang mendengar nama selain Allah , jika senang mendengar nama yang lain tapi jika mendengar nama Allah disebut maka bergetar hatinya dengan khusyu'. Demikian keadaan telinga yang dibuka oleh tuntunan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Mereka yang asyik mendengar gemuruh nama Allah disebut , sungguh mereka itulah orang-orang yang diqiyaskan di dalam Taurat dalam riwayat Shahih Al Bukhari , bahwa telinga yang tuli itu terbuka hingga bisa membedakan antara nama Allah dengan nama makhluk , berbeda bagi mereka ketika nama Allah yang disebut .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Nabi Isa bin Maryam As ketika ia melihat seorang pencuri kemudian ia berkata kepada pencuri itu : " Kau telah mencuri " , dan pencuri itu berkata " tidak " , maka nabi Isa berkata : " sungguh aku telah melihat dengan mataku sendiri bahwa kau telah mencuri " , orang itu berkata : " Demi Allah , aku tidak mencuri " , kemudian nabi Isa berkata : " shadaqallahu wa kazabat 'ainii / Allah Yang Maha benar dan mataku yang dusta " . Tidak mau ia berbenturan dengan nama Allah , matanya tidak mau diadu dengan nama Allah .

Oleh sebab itu dalam syariat harus dua orang saksi yang melihat tidak boleh hanya satu orang saja . Dalam sebuah riwayat yang tsiqah di dalam Ma'jam Al Kabir dan di dalam riwayat yang tsiqah lainnya , ketika Allah subhanahu wata'ala memberikan ujian kepada nabi Khidhir dengan keagungan nama-Nya hingga suatu saat datang seseorang kepadanya dan meminta shadaqah kepadanya maka ia berkata : " Aku tidak memiliki apa-apa untuk dishadaqahkan " , maka orang itu berkata : " As-aluka billah , aku meminta kepadamu dengan nama Allah " , maka nabi Khidir berkata : " Jika kau telah menyebut nama Allah , aku tidak bisa mengatakan kata " Tidak " lagi , memang aku tidak memiliki apa-apa maka juallah diriku sebagai budak , karena diriku tidak ada artinya dibanding dengan nama Allah subhanahu wata'ala " . Maka orang itu berkata : " kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu ? " , maka nabi Khidir berkata : " iya aku sungguh-sungguh , juallah diriku karena diriku tidak berarti apa-apa dibanding dengan nama Allah dan kau meminta dengan nama Allah " , maka ia pun membawa dan menjualnya sebagai budak , dan dibeli oleh seseorang kemudian orang itu membawa budaknya yaitu nabi Khidir AS ke rumahnya . Tetapi ia tidak diperintah oleh tuannya sampai beberapa hari , maka nabi Khidir bertanya kepada orang yang membelinya : " wahai tuan , kau telah membeliku dan aku telah menjadi budakmu tapi mengapa kau tidak memerintah aku ? " , maka tuannya berkata : " Kau ini sepertinya orang yang sangat berwibawa sehingga aku tidak berani memerintahmu , jangan-jangan kau ini adalah raja karena kau begitu berwibawa bukan seperti budak " , maka nabi Khidhir berkata : " perintahlah aku " , maka tuan itu berkata : " baiklah kalau kau mau membantu aku, disana ada beberapa bongkahan batu seperti gunung kalau bisa tolong pindahkan batu itu ke tempat lain semampumu saja , aku mau berangkat ke pasar sebentar" . Setelah tuannya pulang dari pasar , semua batu telah dipindahkan ke tempat yang diinginkan . Maka ia berkata : " wahai budakku , kau ini siapa , pekerjaan ini meskipun dikerjakan oleh sepuluh orang belum akan selesai dalam tiga hari , tapi kau mengerjakannya sendiri " , maka nabi Khidir berkata : " Dengan izin Allah " . Maka tuannya berkata : " Baiklah kalau begitu , aku dan keluargaku akan pergi ke luar kota dan rumahku akan direnovasi , maka engkau bantulah semampumu , besok aku pulang " . Setelah ia berangkat dan pulang keesokan harinya , ia mendapati rumahnya telah rapi dan selesai direnovasi . Maka tuannya berkata : " jika aku kumpulkan para kuli bangunan untuk merenovasinya maka tidak akan selesai dalam puluhan hari , tapi kau selesaikan dalam satu malam " , maka nabi Khidir berkata : " dengan izin Allah " . Maka tuan itu berkata : " sekarang jawab dengan jujur kau ini siapa ? " , nabi Khidir menjawab : " Aku hamba Allah " , tuannya pun bertanya lagi dan nabi Khidir menjawab : " aku ini tidak lebih dari hamba Allah " , maka sang tuan berkata lagi : " Aku bertanya kepadamu demi keagungan nama Allah , siapa engkau ? " , maka ia berkata : " Aku Khidir Nabiyyullah " , maka orang itu pun bersimpuh mencium kaki dan lutut nabi Khidir seraya berkata : " wahai nabi Allah , limpahkan bala' kepadaku , agar jangan sampai aku di azab Allah di akhirat karena aku telah memperbudak seorang nabi " , maka nabi Khidir berkata : " Tidak , engkau tidak salah , kau tidak memperbudak seorang Nabi karena kau tidak tau " , maka ia berkata : " Wahai nabi Allah apa yang engkau mau ? " , nabi Khidir berkata : " Kalau engkau mau bebaskanlah aku agar aku bebas beribadah " , maka tuan itupun berkata : " Kau telah aku bebaskan wahai Nabi Khidir " . Maka nabi Khidir berkata : " Maha Suci Allah yang membuat aku terperbudak karena nama-Nya dan terbebaskan karena nama-Nya . Demikian keadaan orang-orang yang mengagungkan nama Allah subhanahu wata'ala .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada ucapan sang Nabi tadi , hingga terbuka mata dari kebutaannya , semua manusia yang tidak mengetahui iman dan kemuliaan Allah maka ia tergolong orang buta di hari kiamat . Semua orang yang tidak mendengar dan tidak bisa membedakan nama Allah dengan nama makhluk-Nya maka ia adalah orang yang tuli di hari kiamat , jiwa yang tidak mengenal keagungan nama Allah . Bagaimana dengan jiwaku dan jiwa kalian ? sinarilah jiwa kami dengan cahaya-Mu wahai Rabby , jangan Engkau jadikan kami berkumpul dengan kelompok orang-orang yang hatinya gelap , tapi jadikanlah kami orang yang memiliki hati yang selalu bercahaya , Ya Rahman Ya Rahim .

Sampailah kita pada hadits agung sayyidina nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , inilah khutbah terakhir beliau sebelum wafat , majelis beliau yang terakhir sebelum beliau wafat . Beliau keluar dalam keadaan demam berat setelah beberapa hari tidak keluar , dan disebutkan dalam hadits yang kita baca tadi bahwa kepalanya diikat dengan kain hingga menghitam karena banyaknya obat dipakaikan di kain yang diikatkan di kepala beliau karena sakit kepalanya yang dahsyat , dan beliau dalam hari-hari terakhir mencapai sakaratul maut , beliau menutup dirinya dengan rida' ( sorban ) dengan gemetar beliau naik ke atas mimbar dan berdiri seraya berkata : " Wahai manusia kemarilah berkumpul kepadaku " , maka para sahabat berdesakan ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau berkata dalam kalimat-kalimat yang menjadi khutbah terakhir sang nabi : " bahwa ketahuilah akan datang waktunya nanti dimana Anshar akan semakin sedikit dan ummat akan semakin banyak , maka siapa pun yang menjadi pemimpin dari ummat Muhammad , jika ia memiliki aib , atau kesalahan pada seseorang tapi memiliki kebaikan pada orang lainnya , dalam riwayat lain ia memiliki kesalahan pada suatu kelompok orang tapi memiliki kebaikan pada kelompok lainnya , maka maafkan kesalahannya dan terima kebaikannya " , inilah akhir ucapan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , dan beberapa hari kemudian beliau saw wafat . Inilah akhir wasiat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita ,

Jadi jelaslah jika ada ummat nabi Muhammad yang memimpin kita baik dia RT , RW , Lurah , atau siapapun selama dia muslim ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , maka Rasul telah berwasiat untuk menghormati mereka karena mereka adalah ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Terimalah kebaikannya dan maafkanlah kesalahannya , kalau ada yang salah tentu benahi dengan cara yang baik , inilah akhir wasiat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam disaat beliau dalam keadaan gemetar mencapai akhir-akhir sakaratul maut . Dan dalam khutbah di dalam riwayat lainnya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata :

سَتَرَوْنَ بَعْدِيْ أَثْرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ عَلَى الْحَوْضِ

" Kalian akan berjumpa dengan hal yang tidak kalian sukai , maka bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku di telaga haudh "

Hadirin hadirat , inilah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam idolaku dan idola kalian .Ketika di akhir hidupnya demikian wasiat-wasiat beliau yaitu agar tidak berpecah belah antara rakyat dengan pemimpinnya , tidak saling hantam antara rakyat dengan pemimpinnya karena akan membuat orang kafir tertawa melihat muslimin saling hantam satu sama lain . Tidak perlu kita yang menghancurkan , tetapi merekalah yang akan hancur sendiri . Maka tenanglah dan damailah , sejukkan hatimu dan jangan terjun kepada hal-hal yang membawa kerusakan dan perpecahan muslimin .

Biarkan mereka yang bertanggungjawab melaksanakan tanggungjawabnya , yang memiliki tugas menjalankan tugasnya . Dan tugas kita adalah menenangkan bangsa demi menenangkan hati sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Selama ummat Muhammad yang memimpin , maka kita maafkan kesalahannya dan kita terima kebaikannya , bukan karena orang itu , tapi karena cinta kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra , orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat lainnya sangat terkejut dengan wasiat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ini ,

Diantara bentuk cinta mereka adalah sayyidina Zaid bin Haritsah orang yang sangat mencintai Rasul , dia tidak mau memilih yang lain kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai idolanya , tidak ada selain nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Sayyidina Zaid bin Haritsah ikut nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam .. Maka Zaid bin Haritsah diberikan pilihan : " Wahai Zaid lalu engkau mau kemana , maka Zaid berkata : " Ya Rasulullah aku tidak memilih orang selainmu , maka jangan kau suruh aku untuk memilih orang selainmu wahai nabi , jangan sesekali kau meminta aku untuk memilih orang lain selainmu !" .

Demikian indahnya sayyidina Zaid bin Haritsah RA , demikian indahnya cinta mereka kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Dimana derajat mereka di hari kiamat kelak , beruntung orang yang jiwanya bersama mereka . Semoga aku dan kalian kelak di hari kiamat berkumpul bersama mereka , orang-orang yang tidak mau memilih yang lain untuk cintanya kepada makhluk Allah lebih daripada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Wahai Allah jangan pilihkan bagi kami kekasih lebih dari sayyidina nabi Muhammad . Kita memiliki banyak kekasih , ada ayah bunda , istri , suami , anak , kerabat , teman dan lainnya tetapi jangan satupun melebihi cinta kita kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , idola kita tercinta . Sejahat-jahat kami , seburuk-buruk kami , sebanyak-banyak dosa kami perbuat tapi sungguh demi Allah idola kami tetap sayyidina Muhammad shallallahu 'alihi wasallam .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Cintanya para sahabat kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mengalir kepada Ahlu bait Rasul shallallahu 'alaihi wasallam , sehingga sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra berkata :

اُرْقُبُوْا مُحَمَّدًا فِيْ أَهْلِهِ

" Jagalah ( muliakanlah / peliharalah ) Muhammad mengenai ahlu baitnya " (shahih Bukhari)

Demikian perintah Abu Bakr As Shiddiq , dan beliau berkata dalam riwayat Shahih Al Bukhari : " Aku lebih suka menyambung silaturrahmi dengan ahlu bait Rasulullah daripada dengan kerabatku sendiri " . Karena cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu 'alihi wasallam , cintanya mengalir pada ahlu bait Rasul shallallahu 'alaihi wasallam , padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memuliakan beliau dengan kemuliaan besar . Kita lihat bagaimana Allah memuliakan para shiddiqin , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah berdiri di atas gunung Uhud dan gunung itu berguncang , maka Rasul berkata :

اُثْبُتْ أُحُد فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيْدَانِ

" Tenanglah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada nabi , shiddiq , dan dua orang syahid "

Mengapa Rasul tidak mengatakan " di atasmu ada Nabi dan ada Abu Bakr " , tetapi beliau mengatakan As Shiddiq dan dua orang yang akan mati syahid . Hal ini menunjukkan bukan hanya Abu Bakr As Shiddiq Ra saja yang bisa menenangkan goncangan gunung atau gempa bumi menjadi tenang . Rasul telah memerintahkan kepada gunung untuk tenang ketika diinjak oleh nabi atau As Shiddiq atau orang mati syahid , hal ini telah diperintah oleh Rasul shallallahu 'alaihi wasallam . As Shiddiq bukan hanya sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra saja . As Shiddiq adalah orang yang bersungguh-sungguh ingin dekat kepada Allah , para shalihin , para wali Allah , dan para Ulama' yang shalih yang menjalankan sunnah sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , merekalah para shiddiqin .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Gunung tidak pantas berguncang jika ada di atasnya orang yang As Shiddiq atau dua orang yang mati syahid , demikian sabda nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Maka bala' dan musibah akan jauh dari keberadaan para shalihin , shiddiqin dan para muqarrabin .

Inilah rahasia kemuliaan tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , dan tentunya kita tidak lupa pada belahan jiwa sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , sayyidatuna Fathimah Az Zahra' . Dimana saat-saat terakhir setelah Rasulullah berkhutbah dan masuk ke rumahnya lalu memanggil sayyidah Fathimah Ra (Shahih Bukhari) seraya berkata : " Wahai anakku Fathimah , aku mohon izin untuk wafat " maka menangislah sayyidatuna Fathimah dan setalah itu dia tersenyum , maka sayyidatuna Aisyah yang melihat dari kejauhan heran dan bertanya-tanya .

Setelah sayyidatuna Fathimah keluar maka sayyidah Aisyah bertanya : " Apa yang telah dikatakan nabi sehingga kau menangis kemudian tersenyum ? " maka sayyidah Fathimah berkata : " Aku tidak diizinkan bicara sampai nabi telah wafat " . Maka setelah nabi wafat , Sayyidah Aisyah bertanya kepada sayyidah Fathimah apa yang telah dikatakan Rasul ketika itu kepadamu wahai Fathimah , maka sayyidah Fathimah berkata : " Waktu itu Rasul meminta izin kepadaku bahwa beliau akan wafat dan meninggalkanku , maka aku menangis , lalu Rasul berkata : " kau adalah orang pertama yang akan menyusulku , wahai Fathimah kau adalah pemimpin seluruh wanita di sorga " , maka sayyidatuna Fathimah tersenyum . Sayyidatuna Fathimah menangis lalu tersenyum , bukan senyum karena bahagia menjadi wanita yang paling mulia , tetapi karena menjadi kebanggaan ayahnya . Ayahnya bangga sebab ia menjadi pemimpin wanita di surga , maka gembira sayyidatuna Fathimah dan gembira karena akan cepat menyusul ayahnya dan tidak akan lama berpisah , demikian sang ayah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang bersabda :

فاَطِمَة بِضْعَةٌ مِنِّيْ فمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِيْ

" Fathimah adalah belahan jiwaku , maka siapa yang membuatnya murka maka ia telah membuat aku murka " (shahih Bukhari)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Tentunya kita memahami satu riwayat tsiqah dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersujud di Ka'bah sebelum Fath Makkah , ketika itu para kuffar qurays menumpahkan kotoran onta di pundak beliau dan ketika itu beliau tidak bergerak dari sujudnya , maka sayyidatuna Fathimah keluar dari rumah ketika melihat ayahnya dilempari kotoran onta , kemudian ia mendudukkan ayahnya dan membersihkan kotoran itu dari tubuh ayahnya sambil menangis , maka berkatalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : " Ishbirii ya fathimah / sabarlah wahai fathimah " .

Kita melihat betapa lemahnya keadaan putri Rasulullah di saat itu yang menangisi ayahnya , namun kelak di hari kiamat Rasul telah bersabda ketika semua orang kebingungan dalam desakan mahsyar dan semua orang diperintahkan untuk melintasi shirat ( jembatan ) , yang jembatan itu sangatlah kecil dan berjatuhan orang-orang ke dalam neraka , kait-kait dari neraka langsung mengambil para pendosa dan menjatuhkannya dari jembatan itu , disaat itu diperintahkan untuk melintasi shirat maka semua orang mundur tidak berani untuk melintasi shirat , maka disaat itu terdengar suara :

ياَ أَهْلَ الْجَمْعِ نَكسُوْا رُؤُوْسَكُمْ وَغُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ حَتَّى تَمُرَّ فاَطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ عَلَى الصِّرَاطِ

" Wahai yang berkumpul di mahsyar tundukkan kepala kalian , dan tundukkan pandangan kalian sampai Fathimah putri Muhammad melintas di shirat "

Semua orang menundukkan kepala sebagai penghormatan untuk melintasnya putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , sayyidatuna Fathimah Az Zahra' Ra . Demikian mulianya putri Rasul shallallahu 'alaihi wasallam walaupun di dunia sepertinya tiada berdaya yang membersihkan kotoran onta sambil menangis , dan di waktu yang lain dalam riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada salah satu penduduk Anshar karena tiga hari tidak makan , maka ia makan sedikit dan beliau berkata : " tolong bungkus untuk Fathimah , karena fathimah dua hari juga belum makan " .

Demikian keadaannya di dunia , tetapi di akhirah seluruh manusia mendengar siapa Fathimah Az Zahra' , semua kepala tunduk menghormati sayyidatuna Fathimah Az Zahra' RA . Semoga aku dan kalian bersama sayyidatuna Fathimah , bersama ayah sayyidah Fathimah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , Ya Rahman Ya Rahim .

Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala semoga Allah muliakan hari-hari kita dengan keluhuran , semoga Allah damaikan jiwa kita , damaikan wilayah kita , damaikan bangsa kita , dan menjauhkan bencana dari kita Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalali wal Ikram Ya Dzatthawli wal in'aam . Hadirin hadirat , seluruh nama Yang Maha Luhur dan Maha Agung , ingatlah bahwa kita semua akan wafat meninggalkan semua yang kita lihat dan kita dengar dan setelah itu ruh akan berkumpul dengan siapa ? , semoga bersama dengan muhajirin dan Anshar , bersama para ulama , bersama ahlu bait Rasulullah , bersama sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Di hari kiamat ruh bersama siapa ? jika dipanggil kelompok pezina berdiri dengan kelompoknya , kelompok pencuri berdiri dengan kelompoknya , kelompok pengumpat berdiri dengan kelompoknya , maka disaat itu nama kita dipanggil di kelompok mana ? , semoga kita berada di kelompok orang yang merindukan Rasulullah sehingga wajah kita pun berdiri di saat itu , ketika dipanggil kelompok ahlus sujud terlihat wajah kita berdiri dalam kelompok ahlus sujud , ketika dipanggil kelompok orang-orang yang rindu pada Allah maka wajah kita juga terlihat dalm kelompok yang rindu kepada Allah , Amin Ya Rabbal 'Alamin . Rabbi .. benahi hari-hari kami , benahi keadaan kami . Masing-masing diantara kami mempunyai masalah atau kesusahan yang hingga malam ini belum terselesaikan , maka pastikan penyelesaiannya Ya Allah , baik itu masalah dunia dan masalah akhirah , masalah dunia dan masalah dosa , kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada-Mu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim..

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...

Katakanlah bersama-sama..

يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لاَإلهَ إِلاَّ الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sekaligus saya menyampaikan terimakasih atas perhatian dan suksesnya acara-acara besar kita dengan keberadaan guru mulia kita di beberapa minggu yang lalu , suksesnya acara Senayan dan acara Monas berkat partisipasi hadirin hadirat sekalian . Alhamdulillah hal itu sangat memuaskan dan menggembirakan beliau , terus memuji jama'ah dan majelis kita , setiap kali beliau melihat ada yang memakai jaket hitam beliau membuka kaca mobil dan berkata : " ini jama'ah Majelis Rasulullah " , beliau bangga dengan majelis ini , dan hal itu sungguh merupakan kegembiraan bagi kita dan cita-cita kita bisa membuat beliau bangga , semoga dengan itu bangga pula Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .

Meskipun di awal beliau sedih ketika sampai di Bandara , melihat Indonesia penuh dengan kemunkaran dan kerusakan , banyak wanita yang membuka aurat , pria yang menghindar dari hal-hal yang mulia , namun ketika beliau melihat jaket-jaket hitam yang berlambang masjid Nabawy dengan tulisan Majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , beliau gembira karena hal itu adalah syiar besar , Alhamdulillah acara di Senayan dan Monas jamaah sedemikian banyaknya hingga tidak bisa lagi diprediksi jumlahnya .

InsyaAllah kita akan berkumpul kembali sebagaimana yang telah kita sampaikan kepada beliau yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal bertepatan dengan tanggal 26 Februari 2010 yang akan datang di Monas , InsyaAllah . Tidak jadi di Gelora Bung Karno karena bertepatan dengan hari Jum'at , kita khawatir jika jama'ah yang terakhir keluar akan sulit mencapai ke Masjid untuk shalat Jum'at . Kalau di Monas kita dekat dengan Istiqlal , dan mungkin acara akan dimulai sangat pagi sekitar jam 07.00 atau 07.30 sehingga sebelum panas acara sudah selesai .

Walaupun guru mulia tidak bisa hadir pada acara tersebut , namun doa dan dukungan beliau hadir , dan kehadiran kita membawa kesenangan bagi beliau dan semoga acara itu menjadi hadiah besar bagi sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Dan sampai saat ini guru mulia belum sampai di Tarim Yaman , beliau masih terus berputar di sekitar Kanada , Spanyol , Belgia , Perancis dan lainnya terus menyampaikan dakwah kedamaian sayyidina Muhammad di negara-negara Eropa dan beliau akan kembali ke Tarim kota tempat beliau tinggal hanya 3 hari pada tanggal 4,5,dan 6 Februari kemudian melanjutkan lagi perjalanannya ke Nairobi di Afrika dan lainnya untuk melanjutkan dakwahnya .

Ya Allah…semoga Allah berikan kekuatan kepada beliau , beliau lelah di Indonesia dan lelah di semua negara , ingin tenang beribadah namun terus terganggu dengan ummat , maka berilah beliau ketenangan dan kekuatan Ya Rahman Ya Rahim . Dan jadikan kita semua selalu bersama beliau dan selalu mencintai beliau dunia dan akhirah , Amin Allahumma Amin . Kita teruskan acara kita dengan mengenang kembali indahnya Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , dan ingatlah wasiat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bahwa pemimpin yang muslim jika ia mempunyai kesalahan maka maafkanlah dan ambillah hal-hal yang baik darinya , inilah hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Yang bertanggungjawab silahkan melaksanakan tanggungjawabnya , dan yang bertugas laksanakan tugasnya , kita akan terus menjalankan hal-hal yang menenangkan dan menyenangkan hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam . Kenalkan ummat yang munkar , teman yang dalam perzinahan , teman yang dalam perjudian , kenalkan pada taubat ajak mereka ke masjid , ajak mereka ke majelis , hal-hal seperti ini menyenangkan hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , jangan menjadi pemicu terpecah belahnya Muslimin . Tafaddhal masykuraa

Terakhir Diperbaharui ( Sunday, 31 January 2010 )

Di copy dari www.majelisrasulullah.org

Kamis, 10 Desember 2009

Renungan

Sungguh patut kita renungkan masalah-masalah yang terjadi di negara kita tercinta ini. banyak sekali bencana-bencana yang melanda rakyat indonesia, banyak sekali masalah-masalah yang terjadi di negara kita.
mulai dari :
1. Naiknya harga sembilan bahan pokok
2. Banjir yang melanda situ gintung
3. Korupsi yang tak pernah usai
4. Kecelakaan dimana-mana
5. Hancur generasi muda dengan narkoba dan seks bebas
Sungguh aku sebagai rakyat indonesia merasakan betapa beratnya menghadapi semua ini.
padahal Indonesia adalah negara kaya namun mengapa rakyat masih banyak yang miskin.
bersambung .........

Selasa, 25 Agustus 2009

Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Alloh Subhanahu wa Ta’ala oleh manusia siapapun.

Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.

Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari’atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alloh Subhanahu wa Ta’ala melarang makhluknya berdo’a kepada selainNya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Alloh.” (QS: Al Jin:18)

Kelahirannya
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.

Pendidikannya
Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

Pemahamannya
Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.

Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Alloh) di arah atas, berada di atas ‘ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. “Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Alloh berada di atas ‘ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain, -seperti Alloh dihati atau dimana-mana, ini adalah keyakinan batil-). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy.

Dakwahnya
Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.

Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.

Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.

Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.

Pendapat ulama
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, “Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”

Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”

Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “

Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.” (Syiar XX/451).

Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.”

(Sumber Rujukan: Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali)

Pengertian, Syarat dan Rukun Puasa

Oleh admin pada Puasa

Apa itu Puasa?

Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sehingga terbenamnya matahari.

Hukum Puasa

Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :

  • Wajib - Puasa pada bulan Ramadhan.
  • Sunat - Puasa pada hari-hari tertentu.
  • Haram - Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.

Syarat Wajib Puasa

  • Beragama Islam
  • Baligh (telah mencapai umur dewasa)
  • Berakal
  • Berupaya untuk mengerjakannya.
  • Sihat
  • Tidak musafir

Rukun Puasa

  • Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar.
  • Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.

Syarat Sah Puasa

  • Beragama Islam
  • Berakal
  • Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
  • Hari yang sah berpuasa.

Sunat Berpuasa

  • Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
  • Melambatkan bersahur
  • Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
  • Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
  • Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
  • Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
  • Membaca doa berbuka puasa

Perkara Makruh Ketika Berpuasa

  • Selalu berkumur-kumur
  • Merasa makanan dengan lidah
  • Berbekam kecuali perlu
  • Mengulum sesuatu

Hal yang membatalkan Puasa

  • Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
  • Muntah dengan sengaja
  • Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
  • kedatangan haid atau nifas
  • Melahirkan anak atau keguguran
  • Gila walaupun sekejap
  • Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
  • Murtad atau keluar daripada agama Islam

Hari yang Disunatkan Berpuasa

  • Hari Senin dan Kamis
  • Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)
  • Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji
  • Enam hari dalam bulan Syawal

Hari yang diharamkan Berpuasa

  • Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)
  • Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
  • Hari syak (29 Syaaban)
  • Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)

Sumber : risalahrasul.wordpress.com

KEUTAMAAN PUASA DAN KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Banyak sekali ayat dalam al Qur’an yang memberikan anjuran untuk berpuasa sebagai sarana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dan menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah:

Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. Al baqarah:184)

Firman Allah :

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(QS. Al Ahzab:35)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah menjelaskan dalam hadits-hadits shahih tentang keutamaan-keutamaan puasa, yang dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini.

1. Puasa adalah Perisai atau Pelindung

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menyuruh orang yang kuat dan besar dorongan syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

ayat22.jpg

Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa diantara kamu telah mampu baa’ah (mampu menikah dengan berbagai macam persiapannya) hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah berpuasa karena puasa merupakan pelemah syahwat baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah menjelaskan bahwa puasa adalah benteng dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka. Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam : “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka.” (HR. Ahmad, ini adalah hadits shahih)

2. Puasa Menyebabkan Seorang Hamba Masuk ke Dalam Surga

Dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkan padaku amalan yang bisa memasukkanku ke surga.” Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab: “Hendaklah kamu berpuasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu.” (HR. An- Nasa’i, Ibnu Hibban, Al Hakim, dg sanad yg shahih)

3. Orang Berpuasa Diberi Pahala yang Tidak Terhitung

4. Orang yang berpuasa Mempunyai Dua Kegembiraan

5. Bau Mulut Orang Berpuasa Lebih Wangi di Sisi Allah dari Bau Misk

Point 3,4,dan 5 dalilinya ada pada hadits berikut, yaitu Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:”Allah berfirman:’ Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa (yakni baginya palaha terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas), karena puasa itu untuk Aku dan Aku akan membalasnya’. Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kamu sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, ucapkanlah :”Aku sedang berpuasa”, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak misk (parfum yang wangi). Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka dia bergembira dan jika bertemu Rabbnya dia bergembira karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari, Muslim, ini lafadz Bukhari)

6. Puasa dan Al Qur’an akan Memberikan Syafa’at (Pertolongan) kepada Ahlinya

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Puasa dan Al Qur’an akan memberikan syafa’at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata: “Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat, berilah dia syafaat karenaku, dan Al Qur’an pun berkata: “Aku telah menghalanginya dari tidur di malan hari, berilah dia syafaat karenaku.” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:”Maka keduanya memberi syafaat.” (HR. Ahmad, Al Hakim, Abu Nu’aim, dg sanad yg hasan)

7. Puasa Merupakan Kafarat (Tebusan atas kesalahan atau kekurangan)

Diantara keistimewaan puasa, yang tidak ada dalam amalan lain adalah Allah menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika Haji) karena ada udzur sakit atau penyakit di kepalanya dan kafarat nagi yang tidak mampu untuk membeli kurban (QS. Al Baqarah:196).

Kafarat bagi pembunuh orang orang kafir (kafir dzimmi) yang mempunyai perjanjian karena tidak sengaja (QS. An Nisaa’:92)

Juga sebagai kafarat bagi yang membatalkan sumpah (QS. Al Maidah:89) atau membunuh binatang buruan di tanah haram (QS. Al Maidah:95) dan sebagai kafarat dhihar. (QS. Al Mujadalah:3-4)

8. Ar Rayyan Bagi Orang yang Berpuasa

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar Rayyan, orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir dari mereka yang berpuasa ditutuplah tersebut, barangsiapa yang masuk akan minum dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya.”(HR. Bukhari, Muslim)

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan kebaikan dan berkah. Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan, diantaranya:

1. Bulam Al Qur’an

Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai hidayah bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk, diturunkan pada malam Lailatul Qadr, satu malam pada bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman:

ayat33.jpg

Bulan Ramadhan itulah bulan yang didalamnya diturunkan Al Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan membedakan antara yang haq dan yang bathil. Maka barangsiapa di anatar kamu melihat bulan itu hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al-Baqarah:185)

2. Syaitan-syaitan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga (dalam riwayat lain, dibukalah pintu-pintu rahmat), dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah syaitan-syaitan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semua itu telah sempurna semenjak malam pertama bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: ”Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, diikatlah syaitan-syaitan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka tidak ada satu pintu pun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga tidak ada satu pun yang tertutup, dan menyerulah seorang penyeru: “Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah.” Dan Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi setiap malam.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah. Sanad ini hasan)

3. Malam Lailatul Qadr

Allah berfirman:

Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr:3)

Hal ini akan dijelaskan secara rinci dalam pembahasan malam Lailatul Qadr, Insya Allah.

Maraji’: Kitab Fiqih Ramadhan, oleh Ustadz Abdullah Sholeh Al Hadrami, penerbit Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khatimah, Malang

Rabu, 19 Agustus 2009

Renungan Atas Dosa

YA ALLAH KUATKANLAH IMAN HAMBA-MU INI

Di malam hari yang begitu sepi
aku terbagun menghadapmu
bersimpuh dan berdo'a
memohon ampunan dan perlindungan

Ya Allah ampunilah dosa hambau ini
yang kotor penuh bergelimang dosa
dari terbit fajar sampai terbenam matahari
yang hanya mementingkan dunia
sehingga lupa akan kewajibanku kepada-Mu